Perlawanan Komisaris Jenderal Adang Terhadap KPK

Komisaris Jenderal Pol (Purn) Adang Daradjatun sangat geram pada KPK. Mantan Wakapolri ini tidak lagi menaruh hormat pada KPK. Sang Jenderal bahkan bertekad melawan KPK. Semua itu gara-gara KPK menetapkan istri Adang, Nunun Nurbaeti, sebagai tersangka suap pemilihan Deputy Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) yang dimenangkan Miranda Goeltom. Adang merasa KPK tidak adil.
"Istri saya kini dicari di 180 negara, saya akan melawan," kata Adang saat diwawancara stasiun TV swasta. Nunun kini memang resmi jadi buron Interpol di 188 negara anggota International Crime Police Organization. KPK minta bantuan Interpol sebab Nunun selalu mangkir dari panggilan untuk penyelidikan maupun penyidikan. Apalagi kini Komisaris PT Wahana Esa Sejati itu tidak lagi berada di Singapura. Padahal dulu Nunun beralasann mangkir karena sedang mengobati penyakit amnesianya di negeri Singa itu.
Tapi kemudian Nunun ketahuan bersembunyi di Bangkok, Thailand. Belakangan dikabarkan Nunun berada di Phnom Penh, Kamboja. Nunun menginap di Hotel Sofitel, yang terletak di Sothearos Boulevard , Sangkat Tonle Bassac, Phnom Penh. Di hotel yang bertarif US$ 153.15 hingga US$ 530.14 itu, Nunun didampingi beberapa anggota keluarganya. Bahkan Adang juga pernah menjenguknya.
"Informasi dari teman-teman di Kamboja, Nunun beberapa hari terakhir menginap di Sofitel. Tapi informasi terbaru yang saya terima Nunun hari ini sudah tidak lagi terlihat di Sofitel," jelas mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris kepada detikcom. Fahmi sudah lama getol menyoroti kasus Nunun. Hal itu katanya terkait aktivitas Fahmi sebagai pegiat Laskar Tritura 66 yang menuntut pemerintahan bersih dan berwibawa.
Nunun, bisa berada di Kamboja, dugaan Fahmi, dengan menggunakan paspor sang keponakan, Yani. Pasalnya wajah Nunun dan Yani sangat mirip. "(Dia) Itu wajahnya mirip sekali dengan Nunun," ungkap Fahmi. Menurut Fahmi, Nunun dalam kondisi baik-baik saja. Memang saat di Phnom Penh ia sempat mampir ke salah satu rumah sakit. Tapi itu hanya untuk psioterapi. "Tanya saja Adang. Dia pasti tahu kondisi istrinya. Terutama soal keberadaan Nunun saat ini. Saat di Sofitel Adang juga sempat datang kok menemui istrinya,” terang Fahmi.
Sayangnya Adang kini bungkam soal keberadaan Nunun. Adang hanya bilang Nunun tidak memenuhi panggilan KPK sebab kesehatannya yang buruk. ”Saya tidak akan menjawab kebenaran apakah Ibu ke Kamboja. Mau berobat di mana pun, terserah Ibu,” kata Adang. Komjen purnawirawan itu memang sudah sejak awal bungkam soal di mana Nunun bersembunyi. Pertengahan 2010, saat Nunun masih berstatus saksi dan tidak pernah datang untuk dimintai klarifikasi oleh KPK, Adang bilang istrinya sedang menjalani perawatan di Singapura.  Ketika terungkap kondisi Nunun baik-baik saja dan terlihat salah seorang WNI yang sedang berbelanja di Singapura, Adang tetap berdalih istrinya masih sakit. Kini ketika KPK mengetahui Nunun tidak lagi berada di Singapura, tapi di Thailand atau Kamboja, lagi-lagi Adang tetap bungkam. Adang berkilah untuk mencari tahu keberadaan Nunun merupakan tugas aparat penegak hukum. Komjen kelahiran Bogor, 13 Mei 1949, itu, justru menyalahkan KPK yang tidak adil terhadap istrinya.
Adang menyesalkan perempuan yang dinikahinya pada 1972 itu dijadikan tersangka. Ia merasa dikhianati KPK. Penyidik telah menawarkan status khusus untuk Nunun agar bisa menangkap tersangka lain, tapi kini ia merasa justru istrinya dijadikan korban. Adang mengaku punya rekaman soal tawaran status khusus itu. Partahi Sihombing, pengacara Nunun, menyatakan Adang sangat kecewa pada KPK karena tiba-tiba menetapkan Nunun sebagai tersangka pada 11 Februari 2011.Apalagi kemudian KPK sampai menarik paspor Nunun secara sepihak. Partahi menganggap wajar perlawanan Adang pada KPK. Bahkan demi sang istri, perlawanan akan dilakukan habis-habisan. Sampai kapan pun, sang jenderal akan melindungi Nunun. "Namanya istri itu kan belahan jiwa kita atau suaminya, pasti akan dilindungi. Pak Adang bilang sampai kapanpun akan melindungi dia," kata Partahi kepada detikcom. Perlawanan atas KPK juga mendapat dukungan PKS, partai tempat Adang bernaung."Kami memahami reaksi Pak Adang. Lagi pula KPK menjadikan Nunun tersangka tanpa diperiksa sebelumnya," tutur Wasekjen DPP PKS Mahfudz Siddik.
Menghadapi perlawanan Adang, KPK mengaku siap. Tim KPK sudah menemui Kejaksaan Agung Thailand. Namun saat tim datang, Nunun sudah raib. Kini tim bergerak ke salah satu negara ASEAN lainnya. KPK akan terus memburu Nunun. KPK telah koordinasi dengan Interpol, Kemenlu dan lembaga hukum di beberapa negara. "Kami tidak tergantung dengan keterangan Adang," tegas Juru Bicara KPK Johan Budi
(Sumber Detik.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Created by Raja Ampat